Gejala infeksi HIV/AIDS tahap awal
Sebagian besar orang yang terkena infeksi HIV tidak menyadari adanya gejala infeksi HIV
tahap awal. Karena, tidak ada gejala mencolok yang tampak segera
setelah terjadi infeksi awal, bahkan mungkin sampai bertahun-tahun
kemudian. Meskipun infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang
yang terinfeksi HIV akan membawa virus HIV dalam darahnya. Orang yang
terinfeksi tersebut akan sangat mudah menularkan virus HIV kepada orang
lain, terlepas dari apakah penderita tersebut kemudian terkena AIDS atau
tidak . Untuk menentukan apakah virus HIV ada di dalam tubuh seseorang
adalah dengan tes HIV.
Gejala infeksi HIV/AIDS tahap menengah
Gejala infeksi HIV pada tahap
menengah sudah lebih jelas, misalnya flu yang berulang-ulang : lesu,
demam, berkeringat, otot sakit, pembesaran kelenjar limfe, batuk.
Gejala infeksi HIV lainnya yaitu infeksi
mulut dan kulit yang berulang-ulang, seperti sariawan, atau
gejala-gejala dari infeksi umum lain yang selalu kambuh karena penurunan
kekebalan tubuh.
Gejala infeksi HIV/AIDS tahap akhir
Gejala infeksi HIV tahap akhir disebut juga gejala AIDS, yaitu berat badan
menurun dengan cepat, diare kronis, batuk, sesak nafas (infeksi
paru-paru, tuberculosis yang telah meluas), bintik-bintik atau bisul
berwarna merah muda atau ungu (kanker kulit yang disebut sarcoma
kaposi), pusing-pusing, bingung, infeksi otak.
Penyebab penyakit HIV/AIDS
Penyebab penyakit HIV/AIDS
adalah infeksi oleh virus HIV, yang menyerang system kekebalan tubuh
sehingga sel-sel pertahanan tubuh makin lama makin banyak yang rusak.
Penderita infeksi HIV menjadi sangat rentan terhadap semua bentuk
infeksi. Pada tahap akhir, penderita tidak bisa tahan terhadap
kuman-kuman yang secara normal bisa dilawannya dengan mudah.
Infeksi HIV ditularkan melalui hubungan
badan baik vagina, anus, dan kontak dengan darah penderita HIV, seperti
lewat jarum suntik, bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi HIV,
menerima transfusi darah yang terinfeksi, serta transplantasi organ
tubuh.
Apabila anda merasa telah terkena
infeksi HIV segeralah periksa ke dokter. Hindari tempat-tempat yang
banyak serangan penyakit. Tidak melakukan hubungan badan dan mencegah
kehamilan, serta jangan menjadi donor darah , sperma, ataupun organ
tubuh.
Sebagai tambahan : infeksi HIV/AIDS
tidak bisa ditularkan lewat kontak sosial biasa seperti berjabat tangan
dan berpelukan. Makanan atau alat-alat makan. Toilet dan kolam renang.
Gigitan nyamuk atau serangga lain serta donor darah yang bebas virus
HIV.
Cara pencegahan penyakit HIV/AIDS
Mencegah penyakit HIV/AIDS
relatif lebih mudah dibandingkan dengan mengobatinya. Mencegah penyakit
HIV/AIDS akan semakin penting artinya berhubung penyakit ini belum
ditemukan obatnya. Berikut ini beberapa cara pencegahan penyakit HIV/AIDS :
- Setialah dengan suami atau istri anda. Lakukan hubungan seksual hanya dengan pasangan hidup anda (safe sex).
- Menghindari seks bebas (free sex). Jangan melakukan hubungan badan dengan pekerja seksual (PSK) atau berganti-ganti pasangan.
- Gunakan kondom secara benar dalam berhubungan seksual, kecuali untuk pasangan-pasangan yang menginginkan bayi. Kondom bisa menurunkan resiko infeksi tetapi tidak dapat mencegahnya secara total. Kondom yang terbuat dari selaput (membrane) binatang terlalu tipis untuk dapat melindungi.
- Hindari penyalah-gunaan obat terlarang, narkoba dan penggunaan jarum suntik bersama-sama.
- Bila ingin akupunctur, tattoo, atau tindik telinga pastikan bahwa alat-alat yang dipakai telah disterilkan.
- Bila perlu operasi, sebaiknya minta transfuse darah autologous, yaitu donor darah untuk nantinya dipakai sendiri.
- DEFINISI
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu sekumpulan gejala yang didapatkan dari penurunan kekebalan tubuh akibat kerusakan system imun yang disebabkan oleh infeksi HIV.
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa. Manusia yang terkena virus HIV, tidak langsung menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.
PREVALENSI
Penyakit ini sudah lama ada hanya saja belum disadari oleh para ilmuwan bahwa kasus–kasus yang ditemukan adalah kasus AIDS. Baru pada tahun 1981 Amerika Serikat melaporkan kasus–kasus penyakit infeksi yang jarang terjadi ditemukan dikalangan homoseksual, yang kemudian dirumuskan sebagai penyakit Gay Related Immune Deficiency (GRID), yakni penurunan kekebalan tubuh yang dihubungkan dengan kaum gay/homoseksual.
Kemudian pada tahun 1982, CD–USA (Centers for Disease Control) Amerika Serikat untuk pertama kali membuat definisi AIDS. Sejak saat itulah survailans AIDS dimulai. Dan juga ditemukan penyebab kelainan ini adalah LAV (Lymphadenophaty Associaterd Virus ) oleh Luc Montagnier dari pasteur Institut, Paris.
Pada tahun 1984 Gallo dan kawan–kawan dari National Institute of Health, Bethesda, Amerika Serikat menemukan HTLV III ( Human T Lymphotropic Virus type III) sebagai sebab kelainan ini.
Pada tahun 1985 ditemukan Antigen untuk melakukan tes ELISA, suatu tes untuk mengetahui terinfeksi virus itu atau tidaknya seseorang.
Pada tahun 1986, International Commintte on Taxonomi of Viruses, memutuskan nama penyebab penyakit AIDS adalah HIV sebagai pengganti nama LAV dan HTLV III.
15 April 1987, Kasus AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan. Seorang wisatawan berusia 44 tahun asal Belanda, Edward Hop, meninggal di Rumah Sakit Sanglah, Bali. Kematian lelaki asing itu disebabkan AIDS. Hingga akhir 1987, ada enam orang yang didiagnosis HIV positif, dua di antara mereka mengidap AIDS.
Sejak ditemukan tahun 1978, secara kumulatif jumlah kasus AIDS di Indonesia sampai dengan 30 September 2009 sebanyak 18.442 kasus. jumlah ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.